Minggu, 24 April 2011

Bahasa Indonesia (Tulisan II)

Nama : Yulita Dwi Astuti
Kelas : 3 EA 13
NPM : 11208334
Mata Kuliah : B. Indonesia



Bahasa Gaul di Indonesia
Bahasa Gaul merupakan bahasa anak-anak remaja gaul yang biasa digunakan sebagai bahasa sandi. Bahasa ini mulai dikenal dan digunakan sekitar tahun 1970. Awalnya bahasa ini dikenal sebagai "bahasanya anak jalanan / bahasa preman" karena biasanya digunakan oleh para Prokem (sebutan untuk para preman) sebagai kata sandi yang hanya dimengerti oleh kelompok mereka sendiri. Belakangan bahasa ini menjadi populer dan banyak digunakan dalam percakapan sehari-hari. Selain karena sering digunakan oleh para remaja untuk menyampaikan suatu hal secara rahasia (tanpa diketahui guru dan orang tua mereka), juga banyaknya media (televisi, radio, film, majalah, dan lain-lain) yang menggunakan kata-kata itu, sehingga bahasa gaul menjadi sangat populer. Bahasa Gaul atau Bahasa Prokem terus berkembang dari masa ke masa. Ada sebagian kata yang diperkenalkan sejak tahun 1970an dan hingga kini masih sering dipakai. Namun tidak sedikit kata-kata itu sudah tidak dikenal lagi dan berganti dengan istilah lain yang lebih "funky". Kata-kata tersebut biasanya merupakan bahasa daerah yang dipelintir atau dipelesetkan artinya. Ada juga kata yang posisi konsonan dan vokalnya diubah sedemikian rupa, menimbulkan bunyi baru yang cukup unik dan lucu kalo didengar.
Beberapa bahasa gaul atau bahasa salon yang sering kita dengar dikalangan para remaja dan dikehidupan sehari–hari kita :
· Kongkow                                          : Nongkrong (kumpul bareng temen-temen)
· Ngastik                                             : Nggak asyik
· Poskul                                               : Pulang sekolah (kadang juga berlaku buat           menyatakan pulang kantor)

· Gw, w, oGut, Gout, wa, akika         : Saya, aku
· Loe, lo, lu, lw, u                                : Kamu
· SMS                                                  : Suka Sama Suka
· Sodokur                                            : Sodara
· Titi kamal                                          : Hati-hati Kalau Malam
· Balon                                                : Bakal calon
· Bekibolang                                        : Belok kiri boleh
· Brondong                                          : Lebih muda
· Brownis                                            : Brondong manies
· Cemat                                               : Cewe matre
· Cemen                                               : Gak ada nyali
· Cileduk                                             : Cinta lewat dukun
· Dedi dores                                        : Dengan dirinya doa restu
· Ember                                               : Iya (benar/setuju)
· Gahom                                              : Gagah homo
· Gorda                                                : Gorila darat
· Lekong                                              : Banci kaleng
· Mawar                                               : Mau
· Sangs                                                : Kepengen
· Suamsuam kuku                                : Suamiku
· Ngemeng                                          : Ngomong, bicara
· Titi Dj                                               : Hati-hati Di Jalan
· ToMingSe                                         : Tolong Mingkem Sedikit
· JabLuk                                              : Jablay Buluk
· Mokad                                              : Mampus, modar, mati
· Kobam                                              : Mabok
· Ngelonjor                                          : Ngelamun jorok
· Boker                                                :Buang air besar
· Bobi                                                  : Botak biadab
Sekarang ini bahasa gaul pun tidak hanya sekadar istilah, namun juga meluas pada penulisannya. Tulisan–tulisan gaul ini berkembang dengan seiring banyaknya pengguna fasilitas chatting, misalnya seperti Yahoo Messenger, Facebook, MSN, Twiiter, dan juga pada penggunaan handphone, yaitu SMS.
Yang mana penggunaan bahasa gaul pada zaman ini penulisannya menggunakan huruf kapital dan tidak kapital, misalnya Aqu CINtA inNDoneSiA. Ataupun angka yang digunakan untuk mengganti huruf, misalnya 4qU C1nt4 1nD0n3514. Dan juga penyingkatan – penyingkatan kata, misalnya “yang” menjadi “yg” , “bahasa” menjadi “bhs”.
Tapi sekarang ini bahasa gaul yang sering kita jumpai pada fasilitas chatting seperti facebook lebih dikenal dan populer dengan bahasa alay. contohnya k0q kMooh g1tU s’x ci1h c4y4nk (kok kamu gitu sekali sih sayang).
Sehubungan dengan semakin maraknya penggunaan bahasa gaul yang digunakan oleh sebagian masyarakat modern, perlu adanya tindakan dari semua pihak yang peduli terhadap eksistensi bahasa Indonesia yang merupakan bahasa nasional, bahasa persatuan, dan bahasa pengantar dalam dunia pendidikan.

Pengaruh Bahasa Gaul terhadap Bahasa Indonesia
Perihal maraknya beberapa daerah yang ingin melepaskan diri dari bangsa Indonesia, itu sebagai upaya melupakan makna Sumpah Pemuda yang tercetus pada 28 Oktober 1928. Dalam Sumpah Pemuda sudah termaklumat bertanah air satu tanah air Indonesia, berbangsa satu bangsa Indonesia. Itu, bagi Andre, mengandung arti semua pulau yang berada dalam wilayah NKRI merupakan bagian integral yang tidak dapat dipisahkan.
Bagaimana soal pergeseran penggunaan bahasa Indonesia di kalangan kaum muda kini yang lebih dominan menggunakan bahasa gaul? Andre merasa hal itu terjadi karena pengaruh bahasa gaul memang banyak diadopsi dari sinetron remaja, yang dianggap sifatnya lebih informal, tanpa perlu memandang aspek tata bahasa dan tentunya menghilangkan kesan kaku dalam penggunaannya.
mengatakan pengaruh bahasa gaul terhadap bahasa Indonesia sangat nampak dalam penggunaan tata bahasanya. Pengaruh bahasa gaul membuat penggunaan bahasa Indonesia yang baik dan benar menjadi berkurang. Karena, bahasa gaul tidak memperhatikan tata bahasa Indonesia dan hanya memperhatikan sisi familiar bahasa itu. Penggunaan bahasa gaul dalam kehidupan sehari – hari ini mempunyai pengaruh negatif bagi kelangsungan bahasa Indonesia. Pengaruh tersebut antara lain sebagai berikut ini :
1. Masyarakat Indonesia tidak mengenal lagi bahasa baku.
2. Masyarakat Indonesia tidak memakai lagi Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
3. Masyarakat Indonesia menganggap remeh bahasa Indonesia dan tidak mau mempelajarinya karena merasa dirinya telah menguasai bahasa Indonesia yang baik dan benar.
4. Dulu anak – anak kecil bisa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar, tapi sekarang anak kecil lebih menggunakan bahasa gaul. Misalnya dulu kita memanggil orang tua dengan sebutan ayah atau ibu, tapi sekarang anak kecil memanggil ayah atau ibu dengan sebutan bokap atau nyokap.
5. Penyalahgunaan arti bahasa Indonesia yang terdapat pada kamus besar bahasa inonesia. Misalnya saja kata “lebai” dalam bahasa gaul artinya berlebihan. Namun jika dilihat dari Kamus Besar Bahasa Indonesia, jika berfungsi sebagai kata benda atau nomina, “lebai” mempunyai arti sebagai pegawai mesjid atau orang yang mengurus suatu pekerjaan yang berkaitan dengan agama islam. Sedangkan dalam kesusastraan klasik “lebai” artinya adalah orang yang selalu bernasib sial.
6. Penulisan bahasa indonesia menjadi tidak benar. Yang mana pada penulisan bahasa indonesia yang baik dan, hanya huruf awal saja yang diberi huruf kapital, dan tidak ada penggantian huruf menjadi angka dalam sebuah kata ataupun kalimat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar