Kamis, 10 November 2011

Nama : Yulita Dwi Astuti
Kelas : 4 EA 13
Npm : 11208334
Tugas : Tulisan Softskill Etika Bisnis
Tema : Kesehatan

Puasa Dapat Sembuhkan Penyakit Maag 

Kemungkinan besar Anda sudah tahu bahwa puasa bisa menyembuhkan penyakit maag. Namun, bagaimana mungkin? Terlambat makan beberapa jam saja dapat menyebabkan sakit maag. Bagaimana mungkin puasa Ramadan yang mencapai 14 jam setiap hari malah bisa menyembuhkannya?
Pertama, pemahaman kita harus benar dulu tentang jenis penyakit maag yang bisa disembuhkan dengan berpuasa. Secara umum, penyakit maag ada dua jenis, organik dan fungsional.
Penyakit maag organik merupakan kelainan organ yang dapat disembuhkan dengan pengobatan. Penyakit maag fungsionallah yang bisa disembuhkan dengan berpuasa karena disebabkan oleh pola makan tak teratur atau tak sehat bagi lambung, misalnya makanan atau minuman yang mengandung cokelat, keju, minyak, kopi, soda, dan tembakau. Jenis terakhir inilah yang paling banyak penderitanya.
Ya, selama puasa Ramadan, mereka yang menjalankannya biasanya menjalani pola makan yang lebih teratur karena terbatasnya waktu makan dan desakan rasa lapar saat berbuka. Begitu juga dengan kebiasaan makan yang tak sehat, biasanya berkurang.
Bukan berarti seorang penderita sakit maag tidak akan mengalami gejala maag sama sekali selama perpuasa. Sebuah seminar tentang puasa dan penyakit menjelaskan bahwa pada minggu pertama puasa, secara normal asam lambung akan meningkat pada waktu makan yang normal. Ini tentu dapat menimbulkan perih. Namun, kadar asam lambung mulai sesuai dengan kebutuhan di minggu-minggu berikutnya. 

Pengertian ETIKA

Nama           : Yulita Dwi Astuti
Kelas           : 4EA13
NPM            : 11208334
MK              : Etika Bisnis

ETIKA
A. Pengertian Etika
Etika (Yunani Kuno: "ethikos", berarti "timbul dari kebiasaan") adalah cabang utama filsafatnilai atau kualitas yang menjadi studi mengenai standar dan penilaian moral. Etika mencakup analisis dan penerapan konsep seperti benarsalahbaikburuk, dan tanggung jawab yang mempelajari

Etika dimulai bila manusia merefleksikan unsur-unsur etis dalam pendapat-pendapat spontan kita.Kebutuhan akan refleksi itu akan kita rasakan, antara lain karena pendapat etis kita tidak jarang berbeda dengan pendapat orang lain. Untuk itulah diperlukan etika, yaitu untuk mencari tahu apa yang seharusnya dilakukan oleh manusia.


 “etika bisnis merupakan studi yang dikhususkan mengenai moral yang benar dan salah. Studi ini berkonsentrasi pada standar moral sebagaimana diterapkan dalam kebijakan, institusi, dan perilaku bisnis”. Secara sederhana yang dimaksud dengan etika bisnis adalah cara-cara untuk melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan  individu,  perusahaan, industri dan juga masyarakat.
Kesemuanya ini mencakup bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di masyarakat. Etika bisnis lebih luas dari ketentuan yang diatur oleh hukum, bahkan merupakan standar yang lebih tinggi dibandingkan standar minimal ketentuan hukum, karena dalam kegiatan  bisnis seringkali kita temukan wilayah abu-abu yang tidak diatur oleh ketentuan hukum.
B. Etika dalam Sehari-hari dan Etika dalam Bisnis
  • Etika dalam Sehari-hari
Menurut para ahli etika tidak lain adalah aturan perilaku, adat kebiasaan manusia dalam pergaulan antara sesamanya dan menegaskan mana yang benar dan mana yang buruk. Etika dalam perkembangannya sangat mempengaruhi kehidupan manusia. Etika memberi manusia orientasi bagaimana ia menjalani hidupnya melalui rangkaian tindakan sehari-hari. Itu berarti etika membantu manusia untuk mengambil sikap dan bertindak secara tepat dalam menjalani hidup ini. Contoh etika dalam kehidupan sehari-hari seperti :
- Berbicara kepada orang yang lebih tua dengan lembut dan sopan.
- Memberi salam ketika keluar dan masuk rumah.
- Kasih sayang terhadap adik-kakak.
- Menghormati orang yang lebih tua.
- Tidak berbicara ketika sedang makan

• Etika dalam Bisnis
Dalam dunia bisnis penerapan etika sendiri amat berpengaruh bagi kelangsungan pengusaha dalam menjalankan bisnisnya. Karena etika mampu membentuk diri pengusaha tersebut menjadi yang lebih baik.
Etika sebagai penjamin dalam kegiatan bisnis yang menjadikan bisnis tersebut menjadi seimbang,serasi ddalam suatu kelompokn selaras. Etika itu sendiridalam masyarakat akan dapat membimbing dan mengingatkan mayarakat kepada suatu tindakan yang terpuji yang harus selalu dipatuhi dan dilaksanakan.
Dalam upaya untuk menciptakan etika bisnis, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, antara lain yaitu :

1. Pengendalian diri
Artinya, pelaku-pelaku bisnis dan pihak yang terkait mampu mengendalikan diri mereka masing-masing untuk tidak memperoleh apapun dari siapapun dan dalam bentuk apapun..

2. Pengembangan tanggung jawab sosial.
Pelaku bisnis disini dituntut untuk peduli dengan keadaan masyarakat, bukan hanya dalam bentuk "uang" saja, dengan jalan memberikan sumbangan, melainkan melalu cara yang lebih kompleks lagi. Jadi, dalam keadaan apapun para pelaku bisnis harus mampu mengembangkan dan memanifestasikan sikap tanggung jawab terhadap masyarakat sekitar di lingkungan usaha mereka.

3. Mempertahankan jati diri
Memperthahankan jati diri disini bukan berarti di dalam etika bisnis tidak perduli akan perkembangan informasi dan teknologi, tetapi informasi dan teknologi itu harus dimanfaatkan untuk meningkatkan kepedulian bagi golongan yang lemah dan tidak kehilangan budaya sendiri yang dimiliki.

4. Menciptakan persaingan yang sehat
Persaingan dalam dunia bisnis perlu untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas, tetapi persaingan tersebut tidak mematikan yang lemah, dan sebaliknya, harus terdapat jalinan yang erat antara pelaku bisnis besar dan golongan menengah kebawah, sehingga dengan perkembangannya perusahaan besar mampu memberikan spread effect terhadap perkembangan sekitarnya. Untuk itu dalam menciptakan persaingan perlu ada kekuatan-kekuatan yang seimbang dalam dunia bisnis tersebut.

5. Menerapkan konsep “pembangunan berkelanjutan"
Dunia bisnis seharusnya tidak memikirkan keuntungan hanya pada saat sekarang, tetapi perlu memikirkan bagaimana dengan keadaan dimasa mendatang. Berdasarkan ini jelas pelaku bisnis dituntut tidak meng-"ekspoitasi" lingkungan dan keadaan saat sekarang semaksimal mungkin tanpa mempertimbangkan lingkungan dan keadaan dimasa datang walaupun saat sekarang merupakan kesempatan untuk memperoleh keuntungan besar.

6. Menghindari sifat 5K (Katabelece, Kongkalikong, Koneksi, Kolusi dan Komisi)
Jika pelaku bisnis sudah mampu menghindari sikap seperti ini, kita yakin tidak akan terjadi lagi apa yang dinamakan dengan korupsi, manipulasi dan segala bentuk permainan curang dalam dunia bisnis ataupun berbagai kasus yang mencemarkan nama bangsa dan negara.

7. Mampu menyatakan yang benar itu benar
Artinya, kalau pelaku bisnis itu memang tidak wajar untuk menerima kredit (sebagai contoh) karena persyaratan tidak bisa dipenuhi, jangan menggunakan "katabelece" dari "koneksi" serta melakukan "kongkalikong" dengan data yang salah. Juga jangan memaksa diri untuk mengadakan “kolusi" serta memberikan "komisi" kepada pihak yang terkait.

C. Perbedaan Etika Teologi dan Etika Deontologi
• Etika Teologi
Etika teologi adalah etika yang mengukur baik – buruknya sutu tindakan berdasarkan tujuan yang hendak dicapai dengan tindakan itu missal mencuri sebagai etika tidak dinilai baik atau buruk berdasarkan tindakan itu sendiri melainkan oleh tujuan dan akibat dari tindakan itu.
Contoh : seorang anak mencuri uang dari seseorang tetapi uang tersebut dipakai untuk membiayai ibunya yang sedang sakit.
Tindakan ini baik untuk moral kemanusiaan tetapi buruk dari segi perilaku. Etika teologi lebih bersifat ke situasional, karena tujuan dan akibat suatu tindakan yang bisa sangat bergantung pada situasi khusus tertentu.
• Etika Deontologi
Etika deontology menekankan kewajiban manusia untuk bertindak secara baik. Suatu tindakan itu baik atau buruk akan dinilai dan dibenarkan bukan berdasrkan akibat melainkan berdasarkan tindakan itu, bernilainya moral karena tindakan itu dilaksanakan terlepas dari tujuan atau akibat dari tindakan itu.
Contoh : suatu tindakan bisnis akan di nilai baik bagi pelakunya karena tindakan itu sejalan dengan kewajiban pelaku seperti memberikan pelayananyang baik ke konsumen, menawarkan barang dan jasa yang mutunya sebanding dengan harganya.