Jumat, 11 Maret 2011

Yaburo dan Wanita salju

Di Jepang, ada desa kecil yang selalu didatangi salju, yaitu Desa Mokichi. walaupun dingin, hati penduduk itu selalu meresa hangat, Karna mereka selalu berbuat baik. Kalau dinilai siapakah yang paling baik di Desa Mokichi, Yaburolah yang paling baik di desa itu.

Nama panjangnya adalah Yaburo Sukurito. Ia bekerja sebagai tukang kayu bakar yang
sangat miskin. Dia mau menolong orang tanpa imbalan.
Suatu hari pada saat malam hari tiba, Yaburo bergegas pulang dari hutan karna badai salju sudah datang. Kayu yang telah didapatkannya cukup banyak. Kayu-kayu itu ia taruh didalam kantong yang dibuat dari kain. Ia memegang kantong itu. Di tengah jalan, dia bertemu dengan wanita yang sangat cantik dengan memakai baju berwarna emas. Ia belum pernah bertemu wanita itu sebelumnya.

Dengan tatapan penuh harap, wanita itu berkata kepada Yaburo “Kakiku kram, aku tak bisa berjalan selangkah pun… Bisakah kamu antarkan aku ke rumahku?” “Dimanakah letak rumahmu itu?” tanya Yaburo. Wanita itu terdiam dan menunjuk hutan yang gelap gulita dan tak ada jalan. Yaburo manjawab tegas “Baiklah…” Lalu dia memasukkan wanita itu ke dalam keranjang yang dipikulnya dan memberikan kayu itu pada wanita itu untuk menjaga kayu-kayu yang didapatkannya itu, kemudian pergi memasuki pedalaman gunung.
Semakin jauh berjalan, salju semakin tebal. Rumah wanita itu tak kunjung terlihat. Yaburo bertanya “Kita tidak salah jalan, kan?” wanita itu hanya mengangguk tanpa bicara.

Sebenarnya wanita itu adalah wanita salju yang suka memancing pria ke pedalaman gunung yang jauh dari tempat manusia, untuk memakan roh pria itu saat tenaganya telah habis.
Akhirnya, langkah Yaburo semakin lambat. Mulut Yaburo yang terdiam beberapa saat kemudian perlahan berkata “Nona…” Seolah telah menunggu saat itu, wanita itu menjawab sambil tersenyum “Ada apa?” Dengan napas yang tersengal, Yaburo berkata dengan suara seolah tertahan… “Nona tidak kedinginan?” Pertanyaan Yaburo yang tak
terduga itu membuat si wanita terkejut sampai tak bisa bicara.

Yaburo terus berusaha keras melangkah dengan kakinya yang sudah mati rasa akibat
dingin.”Keranjangnya tidak sempit kan? Kau tidak lapar? Bertahanlah
sedikit lagi! Bertahanlah!” Wanita itu hanya menjawab “Ya”… Tapi suaranya semakin
lemah dan akhirnya tak terdengar lagi. Yaburo yang cemas lalumenghentikan
langkahnya dan mengintip ke arah keranjang. Wanita itu sudah tak ada didalamnya. Yang ada hanyalah gumpalan salju yang dibungkus baju yang terbuat dari emas. Baju itu dia simpan dan dijaganya sebagai pengalaman tak terlupakan

kesalahan penggunaan bahasa dalam cerita :
karna : karena
pemberian tanda titik yang berlebihan

Nama : Yulita Dwi A
Npm  : 11208334
Kelas : 3EA13

Kamis, 10 Maret 2011

Penalaran dan Perbedaan karangan

Penalaran adalah suatu proses berpikir dan membutuhkan bukti, fakta, petunjuk atau eviden ataupun sesuatu yang dianggap bahan bukti, menuju pada suatu kesimpulan. Dengan kata lain, penalaran adalah proses berpikir yang sistematik dan logis untuk memperoleh sebuah kesimpulan.
Secara umum, penalaran atau pengambilan keputusan itu dapat dilakukan secara induktif dan deduktif. Penalaran induktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari hal-hal khusus menuju sesuatu yang umum. Sedangkan penalaran deduktif adalah suatu proses berpikir yang bertolak dari sesuatu yang umum peristiwa yang khusus untukmencapai sebuah kesimpulan.
1. Metode dalam menalar
Ada dua jenis metode dalam penalaran yaitu induktif dan deduktif :
a.  Paragraf induktif
Kalimat utama terletak di akhir paragraf setelah kalimat-kalimat penjelas.
contohnya :
Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku. Itulah beberapa tips belajar menjelang Ujian"
b.  Paragraf deduktif
Paragraf dengan kalimat utama di awal, kemudian diikuti oleh kalimat penjelas.
contohnya :
Beberapa tips belajar menjelang Ujian. Jangan pernah belajar “dadakan”. Artinya belajar sehari sebelum ujian. Belajarlah muai dari sekarang. Belajar akan efektif kalau belajar kumpulan soal. Hal ini dapat dilakukan dengan cara menjawab soal-soal di buku kumpulan soal. Mencocokannya, lalu menilainya. Barulah materi yang tidak dikuasai dicari di buku"

2. Konsep dan simbol dalam penalaran
Penalaran juga merupakan aktifitas pikiran yang abstrak, untuk mewujudkannya diperlukan simbol. Simbol atau lambang yang digunakan dalam penalaran berbentuk bahasa, sehingga wujud penalaran akan akan berupa argumen.

Kesimpulannya adalah pernyataan atau konsep adalah abstrak dengan simbol berupa kata, sedangkan untuk proposisi simbol yang digunakan adalah kalimat (kalimat berita) dan penalaran menggunakan simbol berupa argumen. Argumenlah yang dapat menentukan kebenaran konklusi dari premis.

Berdasarkan paparan di atas jelas bahwa tiga bentuk pemikiran manusia adalah aktivitas berpikir yang saling berkait. Tidak ada ada proposisi tanpa pengertian dan tidak akan ada penalaran tanpa proposisi. Bersama – sama dengan terbentuknya pengertian perluasannya akan terbentuk pula proposisi dan dari proposisi akan digunakan sebagai premis bagi penalaran. Atau dapat juga dikatakan untuk menalar dibutuhkan proposisi sedangkan proposisi merupakan hasil dari rangkaian pengertian.

3. Syarat-syarat kebenaran dalam penalaran
Jika seseorang melakukan penalaran, maksudnya tentu adalah untuk menemukan kebenaran. Kebenaran dapat dicapai jika syarat – syarat dalam menalar dapat dipenuhi.
  • Suatu penalaran bertolak dari pengetahuan yang sudah dimiliki seseorang akan sesuatu yang memang benar atau sesuatu yang memang salah.
  • Dalam penalaran, pengetahuan yang dijadikan dasar konklusi adalah premis. Jadi semua premis harus benar. Benar di sini harus meliputi sesuatu yang benar secara formal maupun material. Formal berarti penalaran memiliki bentuk yang tepat, diturunkan dari aturan – aturan berpikir yang tepat sedangkan material berarti isi atau bahan yang dijadikan sebagai premis tepat.
B. Jenis-jenis karangan
1. Narasi
Menceritakan suatu peristiwa atau kejadian sedemikian rupa sehingga pembaca seolah-olah mengalami sendiri kejadian yang diceritakan itu.
Contoh :
Aku tersenyum sambil mengayunkan langkah. Angin dingin yang menerpa, membuat tulang-tulang di sekujur tubuhku bergemeretak. Kumasukkan kedua telapak tangan ke dalam saku jaket, mencoba memerangi rasa dingin yang terasa begitu menyiksa.
Wangi kayu cadar yang terbakar di perapian menyambutku ketika Eriza membukakan pintu. Wangi yang kelak akan kurindui ketika aku telah kembali ke tanah air. Tapi wajah ayu di hadapanku, akankah kurindui juga?
Ada yang berdegup keras di dalam dada, namun kuusahakan untuk menepiskannya. Jangan, Bowo, sergah hati kecilku, jangan biarkan hatimu terbagi. Ingatlah Ratri, dia tengah menunggu kepulanganmu dengan segenap cintanya.

2. Argumentasi
Karangan argumentasi adalah bentuk karangan yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain dengan cara marangkaikan fakta-fakta sedemikian rupa sehingga dapat diketahui apakah suatu pendapat itu benar atau tidak. Dengan mempergunakan prinsip-prinsip logika sebagai alat bantu utama maka karangan argumantasi berusaha menyelidiki apa permasalahan yang akan dikemukakan, apa yang menimbulkan masalah, apa tujuan dan kegunaan dari persoalan itu, dan bagaiman cara mengatasinya dengan bahasa yang kritis dan teratur.
Karangan argumentasi disebut juga karangan alasan untuk membuat karangan ini, penulis terlebih dahulu harus mengamati berbagai persoalan yang terjadi :
Setelah pengamatan dilakukan timbulah sebuah opini atau pernyataan atas pengamatannya tersebut. Opini yang dimunculkan tersebut harus berlandaskan pada alasan-alasan yang logis dan rasional bahkan lengkapnya dengan pembuktian.
contoh :
Jiwa kepahlawanan harus senantiasa dipupuk dan dikembangkan karena dengan jiwa kepahlawanan. Pembangunan di negara kita dapat berjalan dengan sukses. Jiwa kepahlawanan akan berkembang menjadi nilai-nilai dan sifat kepribadian yang luhur, berjiwa besar, bertanggung jawab, berdedikasi, loyal, tangguh, dan cinta terhadap sesama. Semua sifat ini sangat dibutuhkan untuk mendukung pembangunan di berbagai bidang.

3. Eksposisi
karangan yang bertujuan untuk menginformasikan tentang sesuatu sehingga memperluas pengetahuan pembaca. Karangan eksposisi bersifat ilmiah/nonfiksi. Sumber karangan ini dapat diperoleh dari hasil pengamatan, penelitian atau pengalaman.
contoh :
Jatuhnya pesawat berkapasitas 266 penumpang airbus A300- 600 merupakan peristiwa kedua bagi American Airlines beberapa detik lepas landas dari bandar udara internasional O’Hare Chicago, tiba-tiba mesin kiri lepas dari dudukannya. Pilot tidak bisa mengendalikan pesawat akibat keseimbangan pesawat mendadak berubah dengan jatuhnya mesin berbobot sekitar 5 ton. Pesawat mendarat dan menghujam tempat parkir kendaraan 31 detik kemudian dan 271 penumpang plus awak tewas seketika. Kecelakaan lain menyangkut mesin copot dialami oleh pesawat kargo El-Al milik flag carier Israel, 4 Oktober 1992. Mesin nomor empat atau yang paling ujung pada sayap kanan, tiba-tiba lepas akibat dua fuse-pin (baut kedudukan mesin) lepas. Disusul kemudian oleh mesin nomor tiga. Mendadak kehilangan dua mesin, pilot tidak dapat mengendalikan pesawat dan menabrak gedung bertingkat di Amsterdam, Belanda. Empat awak tewas berikut 47 penghuni flat yang ditabrak.

4. Persuasi
Karangan yang berisi ajakan kepada pembaca dengan menyampaikan alasan, contoh, dan bukti yang meyakinkan sehingga pembaca membenarkannya dan bersedia melaksanakan ajakan hal-hal yang baik demi kepentingan masyarakat banyak. Lazimnya berbentuk prosa.
contoh :
“Penggunaan pestisida dan pupuk kimia untuk tanaman dalam jangka waktu
lama tidak lagi menyuburkan tanaman dan memberantas hama. Pestisida
justru dapat mencemari lingkungan dan menjadikan tanah lebih keras sehingga
perlu pengolahan dengan biaya yang tinggi. Oleh sebab itu, hindarilah pestisida secara berlebihan.

5. Deskripsi
Karangan ini berisi gambaran mengenai suatu hal/keadaan sehingga pembaca seolah-olah melihat, mendengar, atau merasakan hal tersebut.
contoh :
Tepat pukul 06.00 aku terbangun, diiringi dengan suara - suara ayam yang berkokok seolah menyanyi sambil membangunkan orang - orang yang masi tidur. serta dapat ku lihat burung - burung yang berterbangan meninggalkan sarangnya untuk mencari makan.

 sumber : google